Santa Theresia
dari kanak-kanak Yesus dilahirkan di Alemon Perancis pada tgl 2 Januari
1873 dengan nama Maria Francoise Therese Martin. Ia berasal dari sebuah
keluarga Katolik yang saleh, pasangan suami isteri Louis Martin dan
Azelie Guerin. Ibunya meninggal waktu Theresia masih anak-anak.
Sepeninggal ibu Theresia sangat terguncang sehingga Pauline kakaknya
terpaksa menggantikan peran ibunya untuk merawat dan memperhatikan
perkembangan Theresia.
Theresia sangat disayang oleh ayahnya dan mendapat
berbagai julukan seperti "Theresia kecil" atau "Ratu Kecil" dsb. Tahun
1881 sampai 1885 Theresia bersekolah di sekolah suster-suster
Benedictin, ia tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang sangat perasa dan
cepat menangis sehingga kurang akrab dengan teman-teman sekolahnya.
Sifat perasa unu semakin menjadi-jadi ketika Pauline kakak perempuannya
masuk biara Carmel di Lisieux tahun1882.
Theresia jatuh sakit karena
keberangkatan kakaknya itu, namun ia disembuhkan secara ajaib saat
kakak-kakaknya berlutut dan berdoa disamping tempat tidur untuk
kesembuhannya, penyakitnya hilang seketika meskipun sifat perasanya
masih ada. Sifat perasa itu baru hilang setelah dinasihati oleh ayahnya
pada perayaan Natal 1886, semenjak itu ia sadar akan sifat buruknya yang
manja dan mudah tersinggung itu. Ia sadar bahwa sifat yang
kekanak-kanakan itu sudah tidak cocok lagi bagi seorang remaja puteri
yang bercita-cita menjadi suster.
Dalam autobiografinya, Theresia menyebutkan bahwa
kesadaran ini mengawali kehidupannya yang baru, dimana Yesus telah
menyembuhkannya dan menghilangkan sifat kepribadiannya yang buruk.
Semenjak saat itu ia sadar bahwa dirinya dipenuhi oleh Roh Kudus, ia
sadar bahwa ia harus mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan.
Kerinduaanya untuk bersatu dengan kanak-kanak Yesus sangatlah besar dan
oleh karena itulah dikemudian hari ia digelari "Santa Theresia dari
Kanak-kanak Yesus". Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan
untuk melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan darinya. Betapa bahagia
hati Theresia ketika pada umur 12 tahun ia boleh menyambut komuni untuk
pertama kalinya. Dihadapan sebuah salib ia berjanji : "Yesus di kayu
salib yang haus, saya akan memberikan air kepadaMu. Saya bersedia
menderita sedapat mungkin agar banyak orang berdosa yang bertobat.
Kerinduan Theresia yang begitu besar kepada Yesus mendesak ia untuk
menjalani khusus sebagai biarawati mengikuti jejak ke 4 saudaranya yang
lebih dahulu menjadi biarawati, namun ia belum bisa diterima di biara
karena umurnya baru 14 tahun.
Pada umur 15 tahun saat berziarah ke Roma bersama
ayahnya, Theresia dengan meminta izin khusus dari Bapa Suci agar ia
diperkenankan menjadi biarawati. Permintaannya dikabulkan dan ia masuk
diterima di lingkungan biara Carmelit di Lisieux Perancis.
Sembilan tahun lamanya ia hidup sebagai suster biasa, dan
sebagaimana biasanya seorang suster muda, ia setiap hari melaksanakan
tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan marah, tersinggung, iri
hati, memerangi kebosanan dan berbagai ragam godaan lahir maupun batin.
Untuk mencapai kesempurnaan hidup ia memilih "Jalan Sedehana"
berdasarkan ajaran kitab suci yaitu hidup selaku anak kecil, penuh cinta
dan iman akan kepercayaan Allah serta penyerahan diri yang total dengan
penuh perasaan gembira. Demi cita-cita itu ia melakukan hal-hal kecil
dan kewajiban sehari-hari dibiara dengan penuh tanggung jawab karena
cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus
dengan berbuar dosa dan tidak mau bertobat. Untuk mempertobatkan
orang-orang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai korban
pepulih dosa-dosa. Ia rajin berdo'a dan melakukan tapa bagi semua orang
berdosa. Ia juga berdoa bagi para missionaris dan kemajuan kerajaan
Allah di seluruh dunia.
Theresia akhirnya menderita sakit paru-paru yang sangat
parah. Selama 2 tahun ia menanggung beban penderitaan itu dengan
gembira. Penyakit ini kemudian merenggut nyawanya pada tanggal 30
September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya ia
berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini terpenuhi
dengan banyaknya karunia Allah yang diberikan kepada semua orang yang
berdoa dengan perantaranya.
Theresia meninggal dalam usia yang sangat
muda 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadinya yang ditulis
atas permintaan ibu biara, berjudul "Kisah Suatu Jiwa". Didalamnya ia
menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja,
betapapun rendah, hina atau biasanya orang tersebut. Caranya ialah
dengan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari
dengan penuh cinta kasih yang murni kepada Tuhan. Pada tahun 1925 ia
ditetapkan sebagai "Santa" oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat
menjadi Santa pelindung negara Perancis oleh Paus Pius XII (1939-1958)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar